/

Senin, 24 Oktober 2011

PENGARUH SUHU PERENDAMAN TERHADAP PERKECAMBAHAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Kedua aktivitas kehidupan ini tidak dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses bertambahnya volume makhluk  hidup yang disebabkan bertambahnya substansi dasar penyusun makhluk hidup yang bersifat irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan yaitu mulai berfungsinya suatu alat tubuh. Pertumbuhan bersifat kualitatif. Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu perkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil dari dalam biji. Dalam perkecambahan memerlukan media dan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah suhu. Karena suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan, antara lain memengaruhi kerja enzim. Untuk itu perlu diketahui apa pengaruh suhu terhadap perkecambahan. Jika kita amati para petani, sebelum menanam kacang hijau mereka pasti merendam bijinya terlebih dahulu. Namun, antar petani yang satu dengan yang lain tentunya pasti ada perbedaannya. Ada yang perkecambahan cepat, dan ada pula yang perkecambahannya lambat. Akibat dari adanya perbedaan ini maka kita akan melakukan percobaan untuk mengetahui adakah pengaruh suhu perendaman terhadap kecepatan perkecambahan ?
B.             Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh suhu perendaman terhadap perkecambahan ?
C.             Hipotesis
1.              Perkecambahan dipengaruhi oleh suhu perendaman, dimana biji kacang hijau yang direndam menggunakan air yang suhunya dibawah suhu ruangan (air yang didinginkan

dalam pendingin) perkecambahannya akan lebih lambat.
2.              Biji kacang hijau yang direndam dengan air yang bersuhu diatas suhu ruangan (air yang mendidih) adalah yang lebih cepat perkecambahannya.

D.            Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh suhu perendaman biji kacang hijau terhadap perkecambahan.

E.             Manfaat Hasil Penelitian
1.              Sebagai informasi bagi petani kacang hijau.
2.              Sebagai sumber informasi dalam pengembangan tekhnologi pertanian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

      Kacang hijau adalah tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika.   Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.


Dalam dunia tumbuhan tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut :
1.              Kingdom                    : Plantae
2.              Divisi                         : Magnoliophyta
3.              Sub-divisi                   : Angiospermae
4.              Kelas                         : Magnoliopsida
5.              Ordo                          : Fabales
6.              Family                          : Fabaceae
7.              Genus                           : Vigna
8.              Spesies                        : V. radiata / Phaeolus aureus
Nama binomial dari tanaman ini yaitu Vigna radiate atau juga dikenal dengan nama Phaeolus aureus.
Tanaman ini memiliki kulit yang hijau, berbiji putih, dan sering dibuat kecambah atau toge. Selain itu, kacang hijau juga memiliki bunga kacang hijau yang berbentuk kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunga tersebut akan membentuk polongan yang berisi 10-15 biji kacang hijau. Polong kacang hijau berbentuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam/cokelat. Kacang hijau juga merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek. Tanaman kacang hijau berbentuk tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung variatasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utara, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu.
Daunnya terdiri dari 3 helai dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua.
Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mie yang dikenal sebagai soun.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.            Identifikasi Variabel Penelitian
·                Variabel bebas         : Suhu air untuk merendam biji kacang hijau (berbeda).
·                Variabel terikat        : Kecepatan perkecambahan biji kacang hijau.
·                Variabel control       : Air biasa (suhu ruangan), tempat untuk merendam, jenis biji kacang hijau.

B.             Rancangan Penelitian
·                Media I       : Perlakuan direndam dengan air yang suhunya dibawah suhu ruangan (air yang didinginkan dalam pendingin).
·                Media II      : Perlakuan direndam dengan air biasa (suhu ruangan).
·                Media III     : Perlakuan direndam dengan air yang bersuhu diatas suhu ruangan (air yang mendidih).

C.             Sasaran Penelitian
·                Populasi                      : Semua biji kacang hijau.
·                Sampel penelitian  : 3 x 50 biji kacang hijau.

D.            Instrumen
·                Alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan eksperimen, yaitu :
1.             150 biji kacang hijau.
2.             Air yang berbeda suhu secukupnya.
3.             3 buah botol aqua gelas.
4.             Kapas kesehatan.
5.             Alat Suntik.
6.             Alat tulis.
·                Prosedur pelaksanaan eksperimen :
1.         Siapkan alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan.
2.         Masukkan air dengan suhu yang berbeda-beda pada masing-masing media, kemudian media diberi label I, II dan III.
3.         Rendam biji kacang hijau sebanyak 50 biji kedalam setiap media. Perendaman dillakukan selama 2 jam.
4.         Tiriskan biji kacang hijau.
5.         Masukkan kapas yang lembab pada masing-masing media.
6.         Tanam biji kacang hijau yang telah direndam sesuai dengan kelompoknya.
7.         Tempatkan media I, II dan III di tempat yang memungkinkan biji kacang hijau mendapatkan cahaya matahari yang cukup.
8.         Tetap jaga kelembaban kapas dengan cara menyiramnya setiap hari.
9.         Amati perkecambahannya setiap hari.
10.      Catat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.

BAB IV
RANCANGAN DATA

A.            Data
Tabel hasil pengamatan perkecambahan biji kacang hijau

Media
Hari Pertama
(Minggu, 23 Oktober 2011)
Hari Kedua
(Senin, 24 Oktober 2011)
Jumlah Biji yang berkecambah
Jumlah Biji yang berkecambah
I
2 biji
24 biji
II
26 biji
45 biji
III
14 biji
41 biji


B.             Analisis Data
Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa jumlah biji yang paling banyak berkecambah adalah pada media II yaitu biji yang direndam dengan menggunakan air bersuhu ruangan. Namun, secara teoritis seharusnya yang lebih cepat perkecambahannya adalah biji yang direndam dengan air bersuhu diatas suhu ruangan (air yang mendidih). Karena dengan suhu yang lebih tinggi (suhu diatas suhu ruangan) akan mengakibatkan semakin cepat dan banyaknya kulit dari biji kacang hijau tersebut yang terkelupas atau pecah. Sehingga membuat perkecambahan pada media III akan semakin banyak jumlahnya. Jadi, dari hasil penelitian membuktikan bahwa hipotesis yang pertama yaitu biji kacang hijau yang direndam menggunakan air yang suhunya dibawah suhu ruangan perkecambahannya akan lebih lambat adalah benar. Yakni pada hari pertama jumlah biji kacang hijau yang mengalami perkecambahan ada 2 biji dan pada pengamatan hari kedua yang berkcambah adalah sebanyak 24 biji dan ada 16 biji yang tidak mengalami perkecambahan. Sedangkan hipotesis yang kedua yaitu biji kacang hijau yang direndam dengan air yang bersuhu diatas suhu ruangan adalah yang lebih cepat perkecambahannya adalah salah. Yaitu dari 50 biji yang ditanam hanya ada 5 biji yang tidak mengalami perkecambahan.

BAB V
PENUTUP

A.            Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa suhu perendaman berpengaruh terhadap perkecambahan biji kacang hijau. Dan presentasi perkecambahan biji kacang hijau yang paling lambat yaitu perendaman yang dilakukan pada air yang bersuhu dibawah suhu ruangan. Dan yang paling cepat perkecambahannya yaitu dengan menggunakan suhu diatas suhu ruangan. Karena dengan air yang lebih panas, akan menyebabkan pecahnya kulit biji dengan cepat dan membuat proses perkecambahan menjadi cepat pula.
B.             Kritik dan Saran
Pada hasil percobaan ternyata tidak membuktikan bahwa biji kacang hijau yang direndam dengan suhu diatas suhu ruangan adalah yang lebih cepat perkecambahannya. Itu dikarenakan mungkin karena faktor-faktor lain seperti lamanya perendaman dan volume air untuk perendaman yang berbeda.
Saran-saran dari penulis yaitu :
a.              Perlu diperhatikan dan dilakukan sebuah penelitian yang lebih baik lagi supaya menghasilkan data yang lebih baik pada penelitian selanjutnya.
b.             Perlu dikaji ulang suhu perendaman yang paling efektif untuk kecepatan perkecambahan biji kacang hijau.
c.              Sebaiknya percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama lagi agar terlihat lebih jelas dan lebih detail dalam menyimpulkan perbedaan kecepatan perkecambahan.

DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, D. A. dkk. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.
Fatmah, S.Pd. 2010. Biologi Dunia Luas yang Mengasyikkan.
Subardi, dkk. 2009. Biologi untuk Kelas XII SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.




LAMPIRAN

Jadwal Penelitian :
Kegiatan dalam rangka meneliti pengaruh suhu perendaman pada perkecambahan, yaitu dilakukan selama 2 hari yakni dimulai dari Sabtu, 22 Oktober 2011 sampai dengan Senin, 24 Oktober 2011. Kegiatan ini saya lakukan di rumah saya sendiri bertempat di desa Rato - Sila, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, NTB.