/

Rabu, 08 Februari 2012

UNSUR INTRINSIK DALAM CERPEN

Ini aku postingkan unsur intrinsik yang ada dalam cerpen DARMON (postingan sebelumnya).. Semoga bermanfaat !!

1.        TEMA
 Tema dalam Cerpen “DARMON” yaitu pemuda kumal yang baik hati dan berwawasan luas.

2.        ALUR
Alur yang digunakan dalam cerpen “Darmon” tersebut yaitu  Alur menggantung karena berakhir pada klimaks dan tidak ada penyelesaian. Misalnya, tidak diceritakan bagaimana nasib tokoh Darmon dan Sanip selanjutnya.

3.        SUDUT PANDANG
Sudut pandangnya yaitu penulis menempatkan dirinya sebagai orang pertama bukan pelaku utama.  Karena tokoh Darmon merupakan tokoh utama karena dialah yang menjadi sumber percakapan, sengketa, penyebab munculnya suatu peristiwa, dan penentu alur dalam cerita.

4.        TOKOH/PENOKOHAN
*      Tokoh Darmon
Penokohan terhadap Darmon cukup menarik karena secara bentuk lahir ia tampak kumal dan mirip gembel, tetapi ia baik, cerdas, dan memiliki cita-cita mulia. Selain itu, Darmon juga dapat disebut tokoh protagonis mengingat kelebihan dan perilaku baik yang ia miliki. Keunikan tokoh Darmon juga dapat diidentifikasi dari jalan pikirannya yang tergambarkan dalam percakapannya dengan tokoh aku, misalnya pada percakapan berikut :

 "Kok kamu kelihatan tidak tertarik?"
"Bukan itu soalnya, Pak. Saya pikir, ini kesenangan orang yang sudah mapan seperti Bapak. Tidak mungkin saya menggandrungi tanaman yang membutuhkan perhatian besar dan halus ini dalam keadaan liar seperti ini."
"Liar? Kamu merasa orang liar?"
"Nah, Bapak salah duga lagi. Bukan saya orang liar, tetapi situasi perkuliahan, praktikum, kegiatan kemahasiswaan, dan tambah lagi situasi sekarang yang membuat mobilitas saya tinggi. Jadi, bolehlah disebut liar, namun dalam pengertian yang saya sebutkan tadi."
            
Dari percakapan tersebut, terlihat bahwa jalan pikiran Darmon sulit ditebak sehingga penuh kejutan. Dia juga tampak dingin dalam menghadapi peristiwa, yaitu saat bertemu Maya, padahal tujuan utama dia berkunjung adalah bertemu Maya. Seperti pada kutipan berikut : “Bahkan, ketika Maya pulang, mendorong pintu pagar, hampir-hampir tidak menjadi perhatian benar bagi Darmon.”
 
*      Tokoh Aku
Tokoh aku merupakan tokoh protagonis. Karena tokoh Aku adalah seorang pegawai negeri yang jujur. Tokoh Aku juga merupakan tokoh yang membentuk konflik. Tokoh aku berperan dalam mengantarkan cerita.

   Tokoh Maya
Juga merupakan tokoh yang membentuk konflik. Tokoh Maya bisa dibilang sebagai tokoh antagonis. Karena Tokoh Maya yang melecehkan Tokoh Darmon. Seperti pada kutipan berikut :
"Ih, Papa. Orang begitu saja dilayani," jawabnya.
"Jadi, dia bukan pacar kamu?"
"Amit-amit, Pa. Kalau yang begituan, di kampus banyak, tuh."

*     Tokoh Sanip
Tokoh yang berperan sebagai tokoh antagonis. Karena memiliki sifat yang negatif. Yaitu pegawai negeri yang sering melakukan tindak korupsi.  Dapat dilihat dari kutipan :

Dia. Sanip itu, memang, biang kongkalikong di kantor. Yang penting kantungnya penuh. Tidak peduli itu bukan uang nenek moyangnya.

*      Tokoh Rini (istri tokoh Aku)
Tokoh antagonis, karena bersifat negative. Juga merupakan tokoh yang membentuk konflik. Tokoh Rini adalah orang yang selalu mementingkan hal yang bersifat material. Dapat dilihat dari percakapan berikut :
"Mahasiswa gembel begitu saja diajak ngobrol ngalor-ngidul. Akrab lagi. Kemaren ini, Sanip datang menawarkan taktik untuk menggaet proyek, eh, malah disuruh pergi."
"Dia. Sanip itu, memang, biang kongkalikong di kantor. Yang penting kantungnya penuh. Tidak peduli itu bukan uang nenek moyangnya. Dia itu sudah pernah kena peringatan. Untung bos kami masih kasihan. Kalau tidak, dia itu diadili," jelas saya.
"Makanya, pandai-pandai, agar kita bisa hidup agak lumayan."

5.        GAYA BAHASA
·      Personifikasi. Misalnya pada kalimat “senja mulai merambat”
·      Hiperbola. Misalnya pada kalimat “asap rokok yang keliahatan mahal” dan “membuang pandang jauh ke depan, menembus tembok kantor”.
 
6.        LATAR/SETTING
·      Tempat : Di halaman rumah, di teras rumah, di meja makan, di kantor dan di kantin kantor.
·      Waktu : Sore menjelang maghrib, malam (jam makan malam) dan pagi (jam kantor).
·      Suasana :
-    Tegang. Karena pada saat di meja makan keluarga Tokoh Aku berdebat. 
-  Menjengkelkan, sebab pada saat Darmon datang bertamu, Tokoh Aku jengkel terhadap Darmon yang berpenampilan kumal dan seperti gembel. Dan juga pada saat di meja makan, Tokoh Maya serta Rina juga jengkel terhadap Darmon.
-    Marah, karena Sanip selalu terlambat mengirimkan arsip-arsip atas nama bosnya yang disuruh oleh Tokoh Aku, sehingga membuat tokoh Aku marah.
-   Lucu, dapat dilihat dari suasana ketika Tokoh Aku mengajak Sanip ke katin untuk ngopi, Sanip menjawab sudah, tiba-tiba menjawab belum.
-        Sedih, karena Sanip tidak mampu melanjutkan kuliah anaknya Darmon.
-      Dan mengharukan sebab Sanip meski tidak memiliki jabatan yang tinggi, namun dia ingin anaknya Darmon menjadi lebih baik darinya.

7.        AMANAT
 Cerita para tokoh dalam cerpen tersebut dapat dijadikan sebuah pelajaran yang amat berharga bagi kita. Bagaimana menyikapi suatu permasalahan seperti yang terjadi antara tokoh cerpen tersebut merupakan sebuah pelajaran berharga yang didapatkan dari sebuah kegiatan membaca cerpen. Amanat dalam Cerpen itu misalnya seperti :
·     Jangan melihat seseorang dari fisiknya saja. Seperti Tokoh Darmon, meski dia kelihatan seperti gembel dan tampak kumal, namun wawasannya luas dan juga baik hati. Dia mampu mengungkapkan banyak hal besar, yaitu masalah reformasi, korupsi, perilaku mahasiswa yang beragam, perilaku pegawai negeri selaku pelayan masyarakat, serta lingkaran antara perjuangan reformasi dan tuntutan memenuhi kebutuhan hidup.
·   Jangan terlalu memaksa akan keinginan atau kebutuhan hidup, seperti hal-hal yang berbau material. Syukuri saja semuanya.
·   Tidak boleh memakan uang yang bukan hak kita atau dengan kata lain jangan melakukan tindak korupsi.


Tidak ada komentar: